Setelah memakan makanan pedas, biasanya rasa pedas masih
terasa di lidah dan bertahan cukup lama, terutama jika tingkat kepedasannya
mencapai level yang tinggi (seperti keripik ma icih dan mienampol level 10++).
Tahukah kamu cara paling efektif menghilangkan rasa pedas di lidah? Kebanyakan
orang menghilangkan rasa pedas dengan meminum air. Namun sebenarnya menghilangkan
rasa pedas dengan meminum air dingin ataupun air hangat itu sama saja, rasa
pedasnya tidak akan hulang. Yang terjadi hanya air hangat yang memperbesar
pori-pori lidah kita, sehingga seolah-olah lidah kita menjadi mati rasa.
Cara tercepat dalam menghilangkan rasa pedas adalah dengan
meminum susu. Rasa pedas karena memakan cabai atau chili sauce disebabakan oleh suatu zat yang disebut
capsaicin. Kasein susu dapat “mengentalkan” senyawa capsaicin dan “menarik”
mereka dari permukaan lidah sehingga membantu menghilangkan rasa pedas di mulut
setelah memakan cabai.
Capsaicin sulit larut dalam air, dan karena itu meminum air
tidak dapat menghilangkan dengan cepat rasa pedas, terutama bagi orang yang
memiliki lidah sensitif.
Capsaisin terletak di
dalam “urat” putihnya cabai, tempat melekatnya biji. Pada selaput inilah
terkandung capsaicin dengan kadar paling tinggi, yaitu bagian tak berwarna dan
tak berbau yang memberikan rasa pedas khusus pada cabai. Selaput inilah yang
merupakan bagian paling pedas dari cabai, bukan biji yang selama ini orang
banyak mengira. Makanya untuk mengurangi/menghilangkan rasa pedas, bagian ini
biasanya dibuang dan dicuci/direndam air.
Walau begitu, capsaicin juga memiliki efek candu. Akibatnya
orang bisa ketagihan memakan cabai. Namun sifat candu disini bukan seperti
marijuana atau morfin, melainkan bersifat stomatik, yang artinya meningkatkan
nafsu makan.
Capsaicin juga bersifat antikoagulan, membantu mencegah
pengentalan darah. Dan karena kepedasan biasanya orang akan meminum banyak, dan
ini juga sangat bagus untuk mencegah pengentalan darah.
Senyawa aktif capsaicin bisadigunakan untuk pengobatan luar.
Param kocok dibuat dari senyawa ini, dan digunakan untuk mengurangi rasa pegal
dan rematik.
Sumber:
Syarifani, M. Zamakh. Apakah Kamu Tahu?
Serba-Serbi Pengetahuan Dunia. Yogyakarta: Narasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar