Tahun ini, tanggal 9 dan 10 Muharram bertepatan dengan tanggal 13
dan 14 November 2013. Pada hari inilah umat Islam disunnahkan untuk berpuasa,
yaitu puasa Asyuro. Untuk itu, dini hari tadi aku sekeluarga (ga semua sih,
cuman yang gede-gedenya aja) bangun untuk sahur (meskipun aga terlambat, karena
cuman sempet makan setengah piring nasi goreng, 2 wafer dan segelas air putih
sebelum adzan shubuh, tapi Alhamdulillaah masih sempet sahur).
Sampai pagi harinya aku masih melakukan aktivitas sehari-hari
seperti biasa: mengantar adikku ke sekolah, berolahraga, beres-beres rumah,
menyetrika dan lain sebagainya. Tapi ketika siang tiba, perutku sudah mulai
bersenandung. Setelah sekian lama tidak berpuasa, puasa kali ini terasa lebih
berat. Maka terbersit dalam hatiku “seandainya aku menstruasi hari ini…”
mengingat minggu ini adalah jadwal menstruasiku setelah Ibu dan kedua adik
perempuanku selesai.
Tapi kemudian hatiku berucap, “Astagfirullooh. Jika aku menstruasi
hari ini, maka puasaku akan batal, dana aku akan gagal mendapatkan kefadholan
puasa asyuro yaitu diampuni dosanya selama satu tahun sebelumnya.” Maka akupun
menata kembali hati dan niatku. Semoga Alloh mengampini khilafku. Aamiiin.
Sejarah Puasa Asyuro
Tanggal 10 Muharram adalah hari dimana Alloh telah menyelamatkan
Nabi Musa a.s dan kaum Bani Israil dari kejahatan dan kekejaman Fir’aun. Kaum
Yahudi mengungkapkan kesyukurannya kepada Alloh dengan berpuasa pada tanggal
tersebut. Karena Nabi Muhammad SAW merasa lebih berhak maka beliau pun berpuasa
pada tiap-tiap tanggal 10 bulan Muharram dan pada awalnya semua umatnya
diwajibkan berpuasa pada hari itu sampai datang kewajiban untuk berpuasa
Ramadhan. Setelah itu puasa ‘Asyuro’ hukumnya menjadi sunnah. Sebelum beliau
wafat, beliau bercita-cita berpuasa tanggal 9 Muharrom tetapi belum sampai
dilaksanakan beliau telah wafat. Maka bagi umat Islam sunnah menjalankannya
pada tanggal 9 dan 10 Muharrom agar menyelisihi prakteknya orang-orang Yahudi.
Sebagaimana pendapat sahabat Ibnu Abbas, dia berkata:
“Puasalah kalian pada hari kesembilan dan kesepuluh (‘Asyuro’) dan
menyelisihilah pada orang-orang Yahudi.”
Dengan berpuasa asyuro, kesalahan kita selama satu tahun dapat
terhapus, seperti menurut Al-hadist:
“Dan puasa hari ‘Asyuro’ aku berharap kepada Alloh agar menghapus
dosa satu tahun sebelumnya.”
(HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar