Menurutku menulis merupakan suatu kegiatan mengekspresikan diri
dalam bentuk untaian kata-kata. Sedangkan menurut Asmani (2013) penulis adalah
orang yang independen, tidak mau diintervensi oleh pihak luar. Ia hanya menulis
dengan hati dan pikirannya sendiri.
Dari sejak kecil, bahkan sebelum masuk sekolah, kita sudah
diajarkan untuk menulis mulai dari angka dan huruf menggunakan pensil. Dalam
kegiatan sehari-hari pun kita sering menulis, mulai dari menulis status di facebook
atau twitter, sms (mengetik lebih tepatnya), surat (jadul), diary (buat
yang hobi), hingga puisi, cerpen dan karya ilmiah (meskipun dalam rangka
mengerjakan tugas). Oleh karena itu menurutku setiap orang bisa menulis dan
berpotensi menjadi penulis profesional. Dan bagi yang sudah hobi menulis (dalam
bentuk apa pun), lanjutkan dan teruslah menulis, terlepas dari apakah hasil
tulisan tersebut layak dibaca atau tidak, terlebih lagi di era modern ini sudah
sangat banyak fasilitas untuk menulis (termasuk gw yang hobi nulis, kalo lg
mood tp. hehe, ga peduli tulisannya mo bagus ato pun jelek, yg penting hasrat
dlm jiwa gw tersalurkan lewat tulisan gw. egois yak, haha. apalagi klo ternyata
tulisannya bsa brmanfaat juga buat org lain tu bakal jadi kebahagiaan dan
kepuasan bathin tersendiri bwt gw J)
Tapi buat yang belum berminat untuk menulis, ni ada kata-kata dari
Zainal Arifin Thoha (2005) yang semoga bisa memotivasi dan menggugah semangat
buat menulis.
Dengan menulis, aku ada
Dengan menulis, aku hidup
Dengan menulis, aku membaca
Dengan menulis, aku dibaca
Dengan menulis, aku mengetahui
Dengan menulis, aku diketahui
Dengan menulis, aku mengerti
Dengan menulis, aku dimengerti
Dengan menulis, aku menghargai
Dengan menulis, aku dihargai
Dengan menulis, aku berubah
Dengan menulis, aku mengubah
Dengan menulis, aku beribadah
Dengan menulis, aku berdakwah
Dengan menulis, aku bersaudara
Dengan menulis, aku mengabdi
Dengan menulis, aku menjadi diri sendiri
Manfaat menulis
Terus, ternyata menulis juga banyak manfaatnya lo. The Liang Gie
(1992:1-3) memaparkan enam manfaat menulis, yaitu:
1.
Nilai kecerdasan
Dengan sering menulis, seorang penulis dituntut untuk menghubungkan
buah-buah pikiran yang satu dengan yang lain, merencanakan uraian yang sistematis
dan logis, menimbang suatu perkataan yang tepat, dan selalu mengamati dan
menganalisis realitas sosial yang selalu berubah secara dinamis. Aktivitas ini
akan selalu menambah daya pikirnya, kemampuan imajinasi dan kreativitasnya,
serta memori dan kecerdasannya.
2.
Nilai kependidikan
Seorang penulis pemula yang terus menulis, walapun naskahnya belum
berhasil diterbitkan atau tulisannya berkali-kali ditolak, sesungguhnya ia
melatih diri menjadi tabah, ult dan tekun sehingga akhirnya pada suatu hari
mencapai keberhasilan. Bila ia telah sukses, ia akan terus termotivasi untuk
berkarya yang lebih bagus. Ini adalah pendidikan yang luar biasa.
3.
Nilai kejiwaan
Penulis dituntut untuk ulet, terus mengarang yang jika pada
akhirnya tulisannya dimuat di Koran atau majalah yang terkenal atau diterbitkan
sebagai buku, hasil ini akan membuat penulis merasakan kepuasan batin,
kegembiraan kalbu, kebanggaan pribadi dan kepercayaan diri. Semua ini mendorong
untuk terus berkarya dan mencapai kemajuan terus.
4.
Nilai kemasyarakatan
Jika tulisan seorang penulis sukses dibaca masyarakat, diapresiasi,
menjadi sumber inspirasi, dan akhirnya menjadi rujukan masyarakat, dari sinilah
penulis memperoleh penghargaan masyarakat yang luar biasa, baik berupa
keteladanan ataupun penghargaan yang lain.
5.
Nilai keuangan
Penulis yang tulisannya dimuat, akan menerima imbalan dari pihak
yang menerbitkan karyanya. Makin maju sebuah Negara, makin cerah masa depan
seorang penulis, karena makin banyak orang yang mau membaca dan mampu membeli
sebuah bacaan.
6.
Nilai kefilsafatan
Salah satu gagasan besar yang digumuli para ahli pikir sejak dulu
adalah mengenai keabadian. Jasad seorang arif tidak akan pernah abadi, tetapi
buah pikiran mereka akan diabadikan melalui karangan yang mereka tulis. Sampai
saat ini manusia modern mengetahui kearifan Plato melalui naskah percakapannya
atau mengenal ajaran aristoteles dari buku-bukunya. Dunia timur menyadari nilai
ini dengan pepatahnya yang berbunyi “segala sesuatu musnah kecuali perkataan
yang tertulis” dan imam Ja’far Ash-Shadiq mengatakan “ikatlah ilmu dengan
menuliskannya.”
Selain itu, Islam juga sangat mendorong umatnya untuk menulis.
Tidak tanggung-tanggung, motivasi menulis tersebut langsung turun tatkala Alloh
menurunkan wahyu pertama kalinya kepada Nabi Muhammad di Gua Hira’. Firman
Alloh dalam QS. Al-Alaq {96}: 1-5 yang artinya:
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Ia menciptakan
manusia dari darah yang kental. Bacalah demi Tuhanmu yang mulia, yang mengajari
(manusia) dengan pena, mengajari manusia sesuatu yang tidak diketahui”.
Dalam ayat tersebut, Alloh menempatkan pena (alat untuk menulis)
sebagai komponen vital dalam mencerdaskan manusia. Pena sebagai simbol tulisan
digabungkan dengan membaca. Sebuah kombinasi sinergis. Membaca dan menulis
adalah dua aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Laksana dua sisi mata uang.
Menulis tanpa membaca akan menghasilkan tulisan yang tidak bermutu. Sebaliknya
membaca tanpa menulis manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri. Keduanya harus
berjalan bersama dalam asas simbiosis mutualisme, saling melengkapi dan
menyempurnakan.
Syarat menjadi penulis
Menurut Asmani (2013) pada hakikatnya menjadi penulis itu mudah. Ia hanya
membutuhkan proses bertahap yang harus dilalui dengan kesungguhan, kesabaran,
dan keuletan. Diantara syarat menjadi seorang penulis adalah:
1.
Rajin
membaca
2.
Semangat
pantang menyerah
3.
Fokus
pada bidang ilmu yang dikuasai
4.
Membaca
tulisan orang lain, di Koran, jurnal, atau majalah, meneliti judul,
pendahuluan, isi, kesimpulan, dan tawaran ide akan membuat kita cepat menulis
dengan baik.
Kendala dan solusi dalam menulis
Seorang penulis pemula biasanya menemukan kendala yang membuatnya
malas menulis. Agar aktivitas menulis bisa berjalan dengan aktif, berikut
kendala dan alternative solusi mengatasinya menurut Al-Ghifari (2002):
1.
Sulit
mendapatkan ide/inspirasi. Solusinya sering-seringlah baca buku, majalah, dan
Koran, mengikuti acara dialog TV, serta diskusi dengan senior dan teman.
2.
Sulit
menentukan tema. Solusinya sesuaikan dengan keahlian dan minat anda.
3.
Sulit
membuat judul. Solusinya pahami dulu tema yang diangkat, lalu buatlah kalimat
singkat, padat, menarik, yang menggambarkan isi bahasan.
4.
Sulit
menjabarkan atau mengembangkan tulisan. Solusinya, banyak membaca referensi
terkait masalah yang dibahas.
Pustaka:
Al-Ghifari, Abu. 2002. Kiat Menjadi Penulis Sukses. Tanpa
kota: Mujahid.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. Tips Menjadi Guru Inspiratif,
Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Pr.
Thoha, Zainal Arifin. 2005. Aku Menulis Maka Aku Ada.
Yogyakarta: Kutub.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar