Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan (telat banget, gpp y, he) kutulis artikel ini yang bersumber dari bulletin roker (rohis keren) biokimia ipb 46. Semoga bermanfaat^^
Mungkin tak asing di telinga kita, mendengar sebuah
ungkapan bahwa…dibalik seorang tokoh besar..pasti ada seorang wanita yang
sangat berpengaruh terhadap dirinya…ungkapan itu mengingatkan kita pada sebuah
kisah khalifah Harun Ar Rasyid….tidak banyak yang tahu dan tidak banyak sejarah
yang mencatat siapa orang yang ada di balik seorang Khalifah ini…dia adalah seorang
budak yang sangat cerdas, cantik, menarik juga sangat puitis, dan istimewanya
dia adalah dia seorang budak yang punya tekad kuat untuk belajar. Sejalan waktu
yang terus bergulir, ternyata Allahpun Maha adil, terhadap hambanya yang
bersungguh-sungguh, Allah benar-benar mewujudkan Surat Al Mujaadilah Ayat 11,
bahwa Allah akan meninggikan derajat orang beriman dan orang–orang yang
berilmu….Khoizuron dibebaskan dari status budak dan di nikahi oleh
Kholifah Al-Mahdi di masa Bani
Abbasiyah…Khoizuron seorang wanita yang indah tutur katanya mulia
akhlaknya…dari ibu yang cerdas inilah lahir dua orang kholifah yang diantaranya
Harun Ar-Rasyid…
Walaupun Khoizuron bekas seorang budak namun tidak ada
tindakan yang diskriminatif baik dari suami maupun anak-anaknya…karena
kecerdasan, kemuliaan dan bijaksananya Khoizuron sebagai istri dan Ibu…justru
Khoizuron diberikan ruang khusus dalam memutuskan beberapa permasalahan
kekhalifahan. Bahkan dimasa Harun Ar Rasyid
seorang mentri, tidak boleh mengambil keputusan tanpa bermusyawarah
dengan ibunya…ini sebuah bukti kecerdikan dan Kebijaksanaan Khoizuron teruji
dalam mengambil keputusan.
Begitulah Khoizuron, sosok seorang istri dan ibu yang
bijaksana dalam proporsinya sebagai muslimah yang berperan aktif dalam mengatur
rakyat, walaupun secara formal tidak menduduki suatu jabatan tertentu. Namun
kecerdasan dan akhlaknya yang luhur mampu menjadikannya sebagai wanita yang
dipercaya dalam kebijakan negara. kehadirannya senantiasa dirindukan baik oleh
suami maupun oleh anak-anaknya..pribadinya yang wara’ dan dermawan membuat
cintanya tak tergantikan tatkala beliau meninggal diusianya ke 50 tahun.
Itulah satu potret wujud riil keadilan jender dalam
islam dimana tak ada tindakan pembedaan karena statusnya sebagai mantan budak
atau sebagai perempuan yang konon lemah kemampuan otaknya.. yang terpenting
adalah terciptanya sebuah sinergitas yang berorientasi pada Amar ma’ruf nahi
munkar, tanpa menafikan kemampuan masing-masing….
yah,..perempuan…!!, siapapun butuh perempuan…bahkan Nabi sekalipun butuh perempuan…nabi Muhammad
selalu mencari Khadijah dikala merasakan gundah dan gulananya hati, tatkala
mendapat amanah kerosulan, Nabi adam butuh Siti Hawa sebagai teman dalam
mengarungi hidup didunia, Masyarakat manapun butuh peremuan…Karena perempuan
adalah “ Rahim Peradaban” rahim dari sebuah peradaban baik ataupun
buruk…Terlepas dari lebel baik atau buruk, tetap saja….Ada “Pahlawan” di atas
“Pahlawan”, jasa seorang perempuan yang tak tergantikan posisinya oleh
laki-laki manapun, karena perannya yang unik namun strategis…
Ayyuhal Akhawat… posisi "tak tergantikan" akan
muncul jika kita mampu menyadari fungsi kita, membekali dengan ilmu,
mempoposisikan diri secara proporsional dan maksimal, terlebih punya daya
manfaat bagi orang disekitar kita tentunya. Menjadi seorang "
Pahlawan" dibalik seorang "Pahlawan" bukan pekerjaan kecil dan
sepele,karena perannya tak terlihat.. tapi justru sebuah pekerjaan yang besar
karena belum tentu semua perempuan mampu melakukannya… Wallahua'lam bis Showab…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar