Senin, 20 Januari 2014

Narkolepsi?

Istilah narkolepsi mungkin masih asing di telinga kebanyakn orang, termasuk untukku. Sampai akhirnya aku searching di internet terkait dengan gejala-gejala aneh yang timbul dalam diriku. Mungkin aku terlalu lebay. Tapi aku benar-benar mengalami gejala aneh yang belum pernah aku alami sebelumnya.

Sebelum masuk ke universitasku saat ini, kehidupanku masih sangat normal. Ketika satu tahun berkuliah, gejala aneh mulai muncul, yaitu ‘ngantukan’.  Mungkin hampir semua orang pernah mengalami yang namanya ‘ngantuk’  bahkan ‘ngantukan’ (kebiasaan suka ngantuk yang berulang-ulang). Tapi yang ku alami sangatlah aneh, yaitu aku bisa tidur kapan pun dan dimana pun, bahkan tanpa proses ngantuk sama sekali. “Tiba-tiba tidur” disaat sedang mengetik sms, ketika sedang mengobrol, berdiri di bis/kereta bahkan ketika solat dan berdoa pun aku pernah mengalaminya (Asatagfirullooh, ampunilah dosa hamba-Mu ini Ya Alloh).

Semua temanku di kosan, di kelas dan di pengajian sudah mengetahui kebiasaan jelekku ini. Karena kebiasaan ini, aku pernah sampai kena teguran dari guru ngaji, disamperin dosen, di’bully’ temen, bahkan mengakibatkan hal yang membahayakan, merugikan sekaligus memalukan.

Hampir di setiap pengajian, kuliah bahkan ujian aku mengantuk, atau lebih tepatnya tidur. Sudah tak terhitung berapa kali banyaknya. Aku pernah tidur 2 jam pelajaran penuh di kelas mikrobiologi dari awal hingga akhir kuliah, padahal di akhir kuliah itu ada kuis berupa pertanyaan seputar materi yang baru saja disampaikan. Alhasil, akupun menjawab sekenanya, dan entahlah dengan hasil kuis itu.

Pernah juga ketika praktikum Pengenalan Komputer di laboratorium komputer. Ketika asisten praktikum sedang menjelaskan materi, aku malah sempat-sempatnya tidur di depan komputer yang sedang beroperasi, sampai-sampai temanku mengabadikannya lewat foto tanpa aku sadari, dan dia meng’upload’nya di grup kelas. Haduuh, malunya diriku. Teman perempuan dekatku, sampai memiliki koleksi foto diriku yang sedang tidur dengan berbagai macam ekspresi. Dan dia menjulukiku sebagai ‘bayi gede’ karena kerjaannya tiduuuur mulu. Huft,

Ketika aku mengantuk di kelas kuliah yang dosennya lumayan killer, aku pernah ditegur, “heh, kamu, ngantuk ya, sana keluar ke kamar mandi dulu, cuci muka”. Sontak saja, aku langsung terbangun dan keluar kelas dengan muka yang merah karena malu. Ketika saatnya ujian mata kuliah itu, entah kenapa akupun merasa ngantuk sekali. Padahal waktu itu aku duduk paling depan tepat di hadapan beliau. Begitu melihat aku yang tertunduk begitu lama tanpa mengangkat wajah lagi dan tidak menulis sama sekali, beliau menghampiriku, dan berkata “cepat kumpulkan kertas ujiannya”, padahal waktu untuk mengerjakannya belum habis. Aku kaget dan menjawab, “belum selesai Bu”. “lalu kenapa kamu malah tidur? cepat kumpulkan saja kertasnya”. “iya maaf bu, tapi saya belum selesai”. Lalu beliau mengambil kertas ujianku, membolak-baliknya dan membaca nama serta nomor induk mahasiswaku. Jantungku berdegup kencang, ‘apa yang akan dilakukannya terhadapku?’. Akhirnya beliau mengembalikan lagi kertas ujianku, “cepat selesaikan ujiannya”. “baik bu”. Sambil menahan kantuk, aku pun berusaha menyelesaikan ujian semampuku. Selang beberapa hari sebelum dikeluarkannya nilai, tersebar pengumuman bahwa beberapa mahasiswa harus mengikuti ujian perbaikan, dan salah satunya adalah aku. Padahal nilai ujian mahasiswa yang lain kebanyakan sangatlah bagus. Tapi tak apa, aku memang merasa belum maksimal dalam mengerjakan ujian saat itu. Aku pun kembali belajar semampuku. Alhamdulillah, ketika ujian perbaikan aku tidak mengantuk dan perasaan bisa menyelesaikan semuanya. Tapi setelah hasilnya keluar, tak satu pun mahasiswa yang mengikuti ujian perbaikan itu mendapatkan nilai yang lebih baik, dan kami sendiri pun merasa heran. Temanku sudah menanyakannya kepada dosen, tetapi tidak memperoleh jawaban yang diinginkan. Apa boleh buat, satu tahun berikutnya aku mengambil mata kuliah tersebut kembali. Hanya satu mata kuliah itu di semester itu. Aku sama sekali tidak menyesal, cukup dijadikan pelajaran saja. Bahwa ngantuk bisa menyebabkan akibat yang tidak diinginkan.  Setelah mengulang, Alhamdulillah hasilnya memuaskan, tanpa ada acara ngantuk dan tidur ketika ujian. Kalau ngantuk dikit pas lagi kuliahnya mah masih wajar kan. Hehe..

Yang lebih parahnya lagi, dan sangat membahayakan (jangan tiru adegan ini), aku pernah tidur ketika mengendarai mobil/motor tanpa aku sadari bahwa aku sedang mengantuk. Sungguh. Karena kelalainku, mobil yang kukemudikan pernah terguling dan tulang belikat tangan kananku patah. Padahal saat itu aku sedang membawa seluruh keluargaku, kecuali ayah dan adik laki-lakiku (berarti yang ada di dalam mobil saat itu perempuan semua, tapi untungnya tidak menyebabkan luka yang berarti). Sebenarnya aku merasa trauma untuk menyetir mobil kembali, tapi keluargaku terus mendorong dan memotivasiku, disamping karena kebutuhan juga sih (tuntutan profesi sebagai sopir, tukang antar-jemput ke sekolah dan pasar.ihihi). Tak lama kemudian, selang beberapa tahun, aku kembali menggulingkan diriku dan kendaraan yang sedang ku kemudikan. Kali ini motor, dan kali ini yang patah adalah pergelangan tangan kananku (kasian banget yang jadi tangan kananku. Maaf ya tangan, aku tak bisa menjagamu dengan baik, malah menganiayamu, semoga engkau mendapatkan balasan yang lebih baik dari sisi-Nya. Aamiiin). Lanjut, ketika ditanya “gimana proses kecelakaannya?”, aku hanya bisa menjawab “gatau, pokonya tiba-tiba  jatuh aja. tidur kayanya”, “ko bisa gitu? kesenggol kali ma orang, makanya jangan ngebut2, terus kalau cape/ngantuk istirahat aja dulu”, dan aku hanya bisa menjawab “iya”, dalam hati ‘justru itu masalahnya, aku ga nyadar klo aku lagi ngantuk, tiba2 tidur n tiba2 jatoh aja’ tapi ya mau gimana lagi, emang gitu kenyataannya. Huft, dan untuk saat ini aku masih “belum” diperbolehkan untuk membawa motor lagi oleh dokter maupun orang tuaku. 

Itu lah beberapa akibat paling fatal yang pernah aku alami sepanjang karir ke’ngantukan ku. Andaikan kalian bisa merasakannya, aku merasa seperti orang paling tidak berguna se dunia. Karena selama hampir 3 tahun lamanya aku menyia-nyiakan waktuku hanya untuk tidur dan mengantuk. Setiap kali tersadar dan terbangun dari ke’ngantukan atau ke’tidur’an ku, aku merasa menyesal dan merutuki diriku sendiri. Aku selalu berdoa dan memohon hingga air mataku berderai-derai. Dalam doaku, kupanjatkan semoga aku tidak mengantuk ketika mengikuti pengajian atau kuliah. Doaku terkabul, namun masih menunggu waktu, alias masih tertunda.

Aku sadar waktuku beristirahat dan tidur memang kurang dari 6 jam (bisa sampai 4-5 jam saja). Tapi aku perhatikan memang teman mahasiswa di kosanku hampir semuanya seperti itu, dikarenakan tuntutan profesi,  jadwal dan tugas yang padat. Tapi anehnya mereka tidak ada yang sampai separah diriku. Sampai aku menjumpai adik kelasku yang mengalami gejala yang hampir sama. Setelah aku tanya, ternyata dia sudah mengalaminya dari semenjak SMA. ‘aku tak sendirian’ pikirku, haha. Dan akhirnya kita saling memotivasi untuk keluar dari kebiasaan buruk yang sangat merugikan ini.

Sejujurnya, bukannya tanpa usaha aku ingin keluar dari kebiasaan buruk ini. Segala macam cara sudah aku coba untuk mengetahui penyebab dan ‘obat’ dari gejala aneh ini. Mulai dari ngemil permen asem banget, makan choki-choki sambil sembunyi2, minum kopi dingin, minum jus seger, makan yang pedes2, dan maasih banyak lagi. Namun hal itu tak bertahan lama.

Aku pun penasaran dan mencoba searching di internet. Selama pencarian itu, kutemukanlah istilah narkolepsi. Kata Mbah google,
Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur, dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit, tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali.
Kan ‘gue banget ya’, saking frustasinya, aku sampai memeriksakan diri ke dokter, dan darahku dicek. Hasilnya semua normal, dan dokterpun merasa heran. Aku hanya diberi suplemen penambah gizi dan vitamin dengan kandungan lengkap. Hasilnya tetap sama. Ketika aku mencoba dibekam, ternyata darahku beruap. Sang pem’bekam pun bertanya, “kamu suka ngantuk ya”,”iya Bu, ko tau?”, “darahnya ber’uap”. Terus  menurut beliau, kerja organ pencernaanku juga kurang maksimal. Meskipun asupan makananku cukup, tapi yang diubah menjadi energi sangat sedikit, sehingga menyebabkanku cepat lelah letih lunglai lesu letoi lol (pkonya 6 L dah) + ngantuk. Entah apa penyebabnya, genetik mungkin bisa jadi. Beliau menyarankanku supaya rajin memakan sayuran berzat besi tinggi seperti bayam, dan rajin meminum air jahe. Dan aku pun mengikuti saran beliau, namun tak ada perubahan yang berarti yang aku alami.

Seiring berjalannya waktu, aku menghabiskan banyak waktu liburanku di rumah. Dengan kondisi rumah yang super nyaman, tak ada ada tugas menumpuk, tak ada lagi begadang, dan tak ada lagi kurang tidur. Selama di rumah aku tidur cukup waktu, teratur, dan disiplin, yaitu 7-8 jam bahkan lebih. Dan selama di rumah, tak kurasakan lagi gejala “tiba-tiba tidur”, paling hanya rasa kantuk yang wajar.  Setelah kembali melakukan aktivitasku di kampus, aku jadi tak terbiasa begadang, jika aku telat tidur sedikit saja, ketika bangun alis kiriku merasa sangat pusing. Dari situ aku belajar me’menej waktuku agar aku bisa menyelesaikan semua pekerjaanku sebelum jam tidurku, dan memang perlu usaha yang lebih untuk itu. Jadi sebenarnya, solusi dari semua “gejala aneh”yang muncul daram diriku adalah TIDUR DAN ISTIRAHAT YANG CUKUP. Memang dari buku yang aku baca, kurang tidur dapat mengundang berbagai penyakit. So, jangan begadang kalo tiada artinya, kata Bang Haji Roma Irama.wkwk

Jagalah kesehatan.

Tidur dan istirahatlah yang cukup. Ok!^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar