Istilah narkolepsi mungkin masih asing di telinga kebanyakn orang,
termasuk untukku. Sampai akhirnya aku searching di internet terkait dengan gejala-gejala
aneh yang timbul dalam diriku. Mungkin aku terlalu lebay. Tapi aku benar-benar
mengalami gejala aneh yang belum pernah aku alami sebelumnya.
Sebelum masuk ke universitasku saat ini, kehidupanku masih sangat normal.
Ketika satu tahun berkuliah, gejala aneh mulai muncul, yaitu ‘ngantukan’. Mungkin hampir semua orang pernah mengalami
yang namanya ‘ngantuk’ bahkan
‘ngantukan’ (kebiasaan suka ngantuk yang berulang-ulang). Tapi yang ku alami
sangatlah aneh, yaitu aku bisa tidur kapan pun dan dimana pun, bahkan tanpa
proses ngantuk sama sekali. “Tiba-tiba tidur” disaat sedang mengetik sms,
ketika sedang mengobrol, berdiri di bis/kereta bahkan ketika solat dan berdoa
pun aku pernah mengalaminya (Asatagfirullooh, ampunilah dosa hamba-Mu ini Ya
Alloh).
Semua temanku di kosan, di kelas dan di pengajian sudah mengetahui
kebiasaan jelekku ini. Karena kebiasaan ini, aku pernah sampai kena teguran
dari guru ngaji, disamperin dosen, di’bully’ temen, bahkan mengakibatkan hal
yang membahayakan, merugikan sekaligus memalukan.
Hampir di setiap pengajian, kuliah bahkan ujian aku mengantuk, atau
lebih tepatnya tidur. Sudah tak terhitung berapa kali banyaknya. Aku pernah
tidur 2 jam pelajaran penuh di kelas mikrobiologi dari awal hingga akhir
kuliah, padahal di akhir kuliah itu ada kuis berupa pertanyaan seputar materi
yang baru saja disampaikan. Alhasil, akupun menjawab sekenanya, dan entahlah
dengan hasil kuis itu.
Pernah juga ketika praktikum Pengenalan Komputer di laboratorium
komputer. Ketika asisten praktikum sedang menjelaskan materi, aku malah
sempat-sempatnya tidur di depan komputer yang sedang beroperasi, sampai-sampai
temanku mengabadikannya lewat foto tanpa aku sadari, dan dia meng’upload’nya di
grup kelas. Haduuh, malunya diriku. Teman perempuan dekatku, sampai memiliki
koleksi foto diriku yang sedang tidur dengan berbagai macam ekspresi. Dan dia
menjulukiku sebagai ‘bayi gede’ karena kerjaannya tiduuuur mulu. Huft,
Ketika aku mengantuk di kelas kuliah yang dosennya lumayan killer, aku
pernah ditegur, “heh, kamu, ngantuk ya, sana keluar ke kamar mandi dulu, cuci
muka”. Sontak saja, aku langsung terbangun dan keluar kelas dengan muka yang
merah karena malu. Ketika saatnya ujian mata kuliah itu, entah kenapa akupun
merasa ngantuk sekali. Padahal waktu itu aku duduk paling depan tepat di
hadapan beliau. Begitu melihat aku yang tertunduk begitu lama tanpa mengangkat
wajah lagi dan tidak menulis sama sekali, beliau menghampiriku, dan berkata
“cepat kumpulkan kertas ujiannya”, padahal waktu untuk mengerjakannya belum
habis. Aku kaget dan menjawab, “belum selesai Bu”. “lalu kenapa kamu malah
tidur? cepat kumpulkan saja kertasnya”. “iya maaf bu, tapi saya belum selesai”.
Lalu beliau mengambil kertas ujianku, membolak-baliknya dan membaca nama serta
nomor induk mahasiswaku. Jantungku berdegup kencang, ‘apa yang akan
dilakukannya terhadapku?’. Akhirnya beliau mengembalikan lagi kertas ujianku,
“cepat selesaikan ujiannya”. “baik bu”. Sambil menahan kantuk, aku pun berusaha
menyelesaikan ujian semampuku. Selang beberapa hari sebelum dikeluarkannya
nilai, tersebar pengumuman bahwa beberapa mahasiswa harus mengikuti ujian
perbaikan, dan salah satunya adalah aku. Padahal nilai ujian mahasiswa yang
lain kebanyakan sangatlah bagus. Tapi tak apa, aku memang merasa belum maksimal
dalam mengerjakan ujian saat itu. Aku pun kembali belajar semampuku.
Alhamdulillah, ketika ujian perbaikan aku tidak mengantuk dan perasaan bisa
menyelesaikan semuanya. Tapi setelah hasilnya keluar, tak satu pun mahasiswa
yang mengikuti ujian perbaikan itu mendapatkan nilai yang lebih baik, dan kami
sendiri pun merasa heran. Temanku sudah menanyakannya kepada dosen, tetapi
tidak memperoleh jawaban yang diinginkan. Apa boleh buat, satu tahun berikutnya
aku mengambil mata kuliah tersebut kembali. Hanya satu mata kuliah itu di
semester itu. Aku sama sekali tidak menyesal, cukup dijadikan pelajaran saja.
Bahwa ngantuk bisa menyebabkan akibat yang tidak diinginkan. Setelah mengulang, Alhamdulillah hasilnya
memuaskan, tanpa ada acara ngantuk dan tidur ketika ujian. Kalau ngantuk dikit
pas lagi kuliahnya mah masih wajar kan. Hehe..
Yang lebih parahnya lagi, dan sangat membahayakan (jangan tiru adegan
ini), aku pernah tidur ketika mengendarai mobil/motor tanpa aku sadari bahwa
aku sedang mengantuk. Sungguh. Karena kelalainku, mobil yang kukemudikan pernah
terguling dan tulang belikat tangan kananku patah. Padahal saat itu aku sedang
membawa seluruh keluargaku, kecuali ayah dan adik laki-lakiku (berarti yang ada
di dalam mobil saat itu perempuan semua, tapi untungnya tidak menyebabkan luka
yang berarti). Sebenarnya aku merasa trauma untuk menyetir mobil kembali, tapi
keluargaku terus mendorong dan memotivasiku, disamping karena kebutuhan juga
sih (tuntutan profesi sebagai sopir, tukang antar-jemput ke sekolah dan
pasar.ihihi). Tak lama kemudian, selang beberapa tahun, aku kembali
menggulingkan diriku dan kendaraan yang sedang ku kemudikan. Kali ini motor,
dan kali ini yang patah adalah pergelangan tangan kananku (kasian banget yang
jadi tangan kananku. Maaf ya tangan, aku tak bisa menjagamu dengan baik, malah
menganiayamu, semoga engkau mendapatkan balasan yang lebih baik dari sisi-Nya.
Aamiiin). Lanjut, ketika ditanya “gimana proses kecelakaannya?”, aku hanya bisa
menjawab “gatau, pokonya tiba-tiba jatuh
aja. tidur kayanya”, “ko bisa gitu? kesenggol kali ma orang, makanya jangan
ngebut2, terus kalau cape/ngantuk istirahat aja dulu”, dan aku hanya bisa
menjawab “iya”, dalam hati ‘justru itu masalahnya, aku ga nyadar klo aku lagi ngantuk,
tiba2 tidur n tiba2 jatoh aja’ tapi ya mau gimana lagi, emang gitu
kenyataannya. Huft, dan untuk saat ini aku masih “belum” diperbolehkan untuk
membawa motor lagi oleh dokter maupun orang tuaku.
Itu lah beberapa akibat paling fatal yang pernah aku alami sepanjang
karir ke’ngantukan ku. Andaikan kalian bisa merasakannya, aku merasa seperti
orang paling tidak berguna se dunia. Karena selama hampir 3 tahun lamanya aku
menyia-nyiakan waktuku hanya untuk tidur dan mengantuk. Setiap kali tersadar
dan terbangun dari ke’ngantukan atau ke’tidur’an ku, aku merasa menyesal dan
merutuki diriku sendiri. Aku selalu berdoa dan memohon hingga air mataku
berderai-derai. Dalam doaku, kupanjatkan semoga aku tidak mengantuk ketika
mengikuti pengajian atau kuliah. Doaku terkabul, namun masih menunggu waktu,
alias masih tertunda.
Aku sadar waktuku beristirahat dan tidur memang kurang dari 6 jam
(bisa sampai 4-5 jam saja). Tapi aku perhatikan memang teman mahasiswa di
kosanku hampir semuanya seperti itu, dikarenakan tuntutan profesi, jadwal dan tugas yang padat. Tapi anehnya
mereka tidak ada yang sampai separah diriku. Sampai aku menjumpai adik kelasku
yang mengalami gejala yang hampir sama. Setelah aku tanya, ternyata dia sudah
mengalaminya dari semenjak SMA. ‘aku tak sendirian’ pikirku, haha. Dan akhirnya
kita saling memotivasi untuk keluar dari kebiasaan buruk yang sangat merugikan
ini.
Sejujurnya, bukannya tanpa usaha aku ingin keluar dari kebiasaan buruk
ini. Segala macam cara sudah aku coba untuk mengetahui penyebab dan ‘obat’ dari
gejala aneh ini. Mulai dari ngemil permen asem banget, makan choki-choki sambil
sembunyi2, minum kopi dingin, minum jus seger, makan yang pedes2, dan maasih
banyak lagi. Namun hal itu tak bertahan lama.
Aku pun penasaran dan mencoba searching di internet. Selama pencarian
itu, kutemukanlah istilah narkolepsi. Kata Mbah google,
Narkolepsi dalam bahasa awam, bisa dikatakan sebagai serangan tidur,
dimana penderitanya amat sulit mempertahankan keadaan sadar. Hampir sepanjang
waktu ia mengantuk. Rasa kantuk biasanya hilang setelah tidur selama 15 menit,
tetapi dalam waktu singkat kantuk sudah menyerang kembali.
Kan ‘gue banget ya’, saking frustasinya, aku sampai memeriksakan diri
ke dokter, dan darahku dicek. Hasilnya semua normal, dan dokterpun merasa
heran. Aku hanya diberi suplemen penambah gizi dan vitamin dengan kandungan
lengkap. Hasilnya tetap sama. Ketika aku mencoba dibekam, ternyata darahku
beruap. Sang pem’bekam pun bertanya, “kamu suka ngantuk ya”,”iya Bu, ko tau?”,
“darahnya ber’uap”. Terus menurut
beliau, kerja organ pencernaanku juga kurang maksimal. Meskipun asupan
makananku cukup, tapi yang diubah menjadi energi sangat sedikit, sehingga
menyebabkanku cepat lelah letih lunglai lesu letoi lol (pkonya 6 L dah) +
ngantuk. Entah apa penyebabnya, genetik mungkin bisa jadi. Beliau menyarankanku
supaya rajin memakan sayuran berzat besi tinggi seperti bayam, dan rajin
meminum air jahe. Dan aku pun mengikuti saran beliau, namun tak ada perubahan
yang berarti yang aku alami.
Seiring berjalannya waktu, aku menghabiskan banyak waktu liburanku di
rumah. Dengan kondisi rumah yang super nyaman, tak ada ada tugas menumpuk, tak
ada lagi begadang, dan tak ada lagi kurang tidur. Selama di rumah aku tidur
cukup waktu, teratur, dan disiplin, yaitu 7-8 jam bahkan lebih. Dan selama di
rumah, tak kurasakan lagi gejala “tiba-tiba tidur”, paling hanya rasa kantuk
yang wajar. Setelah kembali melakukan
aktivitasku di kampus, aku jadi tak terbiasa begadang, jika aku telat tidur
sedikit saja, ketika bangun alis kiriku merasa sangat pusing. Dari situ aku
belajar me’menej waktuku agar aku bisa menyelesaikan semua pekerjaanku sebelum
jam tidurku, dan memang perlu usaha yang lebih untuk itu. Jadi sebenarnya,
solusi dari semua “gejala aneh”yang muncul daram diriku adalah TIDUR DAN
ISTIRAHAT YANG CUKUP. Memang dari buku yang aku baca, kurang tidur dapat
mengundang berbagai penyakit. So, jangan begadang kalo tiada artinya, kata Bang
Haji Roma Irama.wkwk
Jagalah kesehatan.
Tidur dan istirahatlah yang cukup.
Ok!^^